Langsung ke konten utama

PENGARUH BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP STABILITAS AGREGAT TANAH


a)        Kondisi Lahan dan Variabel Tanah Sebelum Perlakuan

Kondisi lahan penelitian agak miring, sebelum perlakuan adalah lahan bekas tambang batubara yang tidak digunakan lagi. terdapat beberapa tanaman revegetasi berupa tanaman kelengkeng dan disekitar tanaman tersebut banyak ditumbuhi rumput – rumput dan gulma. Diperoleh data lahan tersebut mengandung bahan organik 2.68%, tekstur lempung berdebu, persen agregat sebesar 53.16% agak stabil dan kemantapan agregat 48.1% tidak stabil. Bahan organik berpengaruh terhadap kemantapan agregat tanah, tekstur danagregasi tanah apabila kandungan bahan organik rendah maka kemantapan agregat pada tenah tidak stabil.

 

b)       Analisis Biochar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Ayam

Biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam setelah dianalisis mendapatkan nilai kadar air biochar sekam padi sebanyak 3,5%, kadar air pupuk kandang ayam sebesar 14%. Kadar abu biochar sekam padi sebesar 7,6%, kadar abu pupuk kandang ayam sebesar 7,4%. Nilai pH H2O biochar sekam padi sebesar 7,29, nilai pH H2O pupuk kandang ayam sebesar 7,23. Nilai C-organik biochar sekam padi sebesar 13,9% dan nilai c-organik pupuk kandang ayam sebesar 15,08%.

 

c)        Pengaruh Pemberian Biochar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Bahan Organik Tanah

Pengaruh perlakuan biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam sangat nyata berbeda terhadap bahan organik tanah. Pupuk kandang ayam yang lebih baik dalam meningkatkan kesuburan tanah karena cepat terdekomposisi dan mengandung unsur hara yang lebih lengkap (makro dan mikro) serta mikroorganisme yang ada di dalamnya mampu menguraikan tanah menjadi lebih baik. Sedangkan biochar yang mampu menciptakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan mikroba tanah. Menurut Mateus et al. (2017) biochar selain mengandung C-organik yang stabil, juga mengandung banyak senyawa organik berupa asam-asam organik yang berperan dalam pembebasan dan pelepasan unsur-unsur hara.

 

d)       Pengaruh Pemberian Biochar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Bobot Volume Tanah dan Total Ruang Pori Tanah

Pengaruh perlakuan biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot volume tanah, dan total ruang pori tanah, namun seiring meningkatnya bahan organik tanah menyebabkan bobot volume tanah menurun dan meningkatkan total ruang pori tanah. Nilai bobot volume tanah berbanding terbalik dengan total ruang pori tanah. Hal ini dikarenakan bahan organik yang diberikan ke dalam tanah dapat meningkatkan terbentuknya struktur tanah yang remah sehingga bobot volume tanah menurun dan membuat pori-pori dalam tanah menjadi lebih banyak sehingga tanah menjadi gembur

 

e)        Pengaruh Pemberian Biochar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Ayam
terhadap Persen Agregat Terbentuk dan Kemantapan Agregat



Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam nyata terhadap persen agregat terbentuk, dan sangat nyata berbeda terhadap kemantapan agregat tanah. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa persen agregat terbentuk makro pada perlakuan (B6) nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa perlakuan (B0), tetapi tidak berbeda nyata dengan B1, B2, B3, B4, dan B5 (Tabel 5). Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa kemantapan agregat tanah yang diberikan 5 ton/ha biochar sekam padi + 5 ton/ha pupuk kandang ayam (B6) nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa perlakuan (B0), B1, B2, dan B3, tetapi tidak berbeda nyata dengan B4, dan B5.

 

Persen agregat terbentuk makro yang diberikan 5 ton/ha biochar sekam padi + 5 ton/ha pupuk kandang ayam (B6) nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa perlakuan (B0). Hal ini disebabkan karena kandungan bahan organik pada perlakuan B6 paling tinggi yaitu sebesar 7.05%, sehingga semakin besar kandungan bahan organik tanahnya maka semakin meningkat pula persen agregat terbentuk. Perlakuan B6 tidak berbeda nyata dengan perlakuan B1, B2, B3, B4, dan B5 tetapi sudah mampu meningkatkan persen agregat terbentuk seiring bertambahnya dosis biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam.

 

Perlakuan B6 menunjukkan kemantapan agregat tanah paling tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Atmaja Taufik et al. (2017) menunjukkan hasil pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata dalam peningkatan C-organik tanah Ultisol yang mana dapat memperbaiki struktur agregat tanah. Menurut Liu et al. (2012) biochar berpengaruh signifikan dalam membentuk agregat tanah. Agregat tanah dan stabilitasnya tebentuk karena interaksi antara bahan organik, mikroorganisme dan mineral tanah yang dipengaruhi banyak faktor antara lain bahan baku, proses pembuatan, dan sifat dasar tanah. Agregat terbentuk dan kemantapan agregat tanah awal sebelum perlakuan dan sesudah diberi perlakuan pada B0 (tanpa perlakuan), terlihat adanya peningkatan. Hal ini disebabkan karena petakan tanaman tanpa perlakuan (B0) diberi kapur berupa dolomit (CaMg(CO3)2). Kapur berkontribusi dalam pembentukan agregat tanah, dengan cara pengikatan secara kimia butir-butir liat melalui ikatan antara bagian negatif liat dengan gugusan negatif pada senyawa organik berantai panjang dengan perantara pertautan basa (Ca, Mg, Fe) dan ikatan H (Utomo et al., 2016).


f)         Pengaruh Pemberian Biochar Sekam Padi dan Pupuk Kandang Ayam
terhadap Tinggi Tanaman, Polong Berisi per Tanaman, dan Hasil
Tanaman



Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam sangat nyata berbeda terhadap tinggi tanaman, nyata terhadap jumlah polong berisi per tanaman, dan tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada perlakuan B5 nyata lebih tinggi dibanding B0, tetapi tidak berbeda nyata dengan B1, B2, B3, B4, dan B6. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa jumlah polong berisi per tanaman pada perlakuan B6 nyata lebih tinggi dibandingkan B0, B1, B2, B3, dan B4, tetapi tidak berbeda nyata dengan 44 perlakuan B5. Hasil uji Duncan terhadap hasil tanaman menunjukkan bahwa perlakuan B5 lebih tinggi produksi kedelainya, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan B0, B1, B2, B3, B4, dan B6.

 

Tinggi tanaman yang diberikan 10 ton/ha pupuk kandang ayam (B5) nyata lebih tinggi dibandingkan tanpa perlakuan (B0), tetapi tidak berbeda nyata dengan B1, B2, B3, B4, dan B6. Hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara yang tinggi pada pupuk kandang ayam berpengaruh baik terhadap kesuburan tanah, sehingga pertumbuhan tanaman semakin baik. Pengukuran tinggi tanaman dimulai pada minggu kedua setelah tanam dan dilakukan pengukuran setiap minggu sampai masa vegetatif berakhir (pada minggu ke lima setelah tanam). Pengamatan minggu ke-2 sampai minggu ke-3 laju pertambahan tinggi tanaman belum menunjukkan perbedaan yang signifikan, namun pada minggu ke-4 dan minggu ke-5 sudah menunjukkan perbedaan pertambahan tinggi yang signifikan. Pertambahan tinggi tanaman diduga karena adanya suplai unsur hara dari pemberian biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam. Pertumbuhan tanaman tanpa 45 perlakuan menunjukkan pertumbuhan tanaman yang rendah dibandingkan dengan perlakuan pemberian biochar sekam padi dan pupuk kandang ayam.

 

Berdasarkan Tabel 6 dapat terlihat bahwa semakin banyak dosis perlakuan yang diberikan maka menghasilkan jumlah polong tanaman paling banyak. Adapun, pada tabel dapat dilihat bahwa hasil kedelai tertinggi diperoleh dari perlakuan B5 yang mana hal tersebut dapat terjadi karena pupuk kandang ayam memiliki unsur hara yang cukup banyak sehingga berdampak pada hasil kedelai yang baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

Atmata Taufik, Madjid M, Damanik B, Mukhlis. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam, Pupuk Hijau, dan Kapur CaCO3 Pada Tanah Ultisol Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung. Jurnal Agroekoteknologi. 5(1):211.

 

Dariah Ai, Sutono S, L Neneng, Nurida, Hartatik W, Pratiwi E. 2015. Pembenah Tanah untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Pertanian. Jurnal Sumber Daya Lahan. 9(2):68.

 

Kurniawan, Isroq. 2019. Kajian Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batubara di PT. Nan Riang Desa Ampelu Mudo Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi. Skripsi. Universitas Jambi.

 

Mateus R, Kantur Donatus, Moy LM. 2017. Pemanfaatan Biochar Limbah Pertanian sebagai Pembenah Tanah untuk Perbaikan Kualitas Tanah dan Hasil Jagung di Lahan Kering. Agrotrop. 7(2):104.

 

Ramli, Paloloang AK, Rajamuddin UA. 2016. Perubahan Sifat Fisik Tanah Akibat Pemberian Pupuk Kandang dan Mulsa Pada Pertanaman Terung Ungu (Solanum melongena L) Entisol Tondo Palu. Jurnal Agrotekbis. 4(2):161.

 

Siregar DA, Lahay RR, Rahmawati N. 2017. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine max (L. Merril) Terhadap Pemberian Biochar Sekam Padi Dan Pupuk P. Jurnal Agroekoteknologi. 5(3):722-728.

 

Utomo M, Sudarsono, Rusman B, Sabrina T, Lumbanraja J, Wawan. 2016. Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan. Prenadamedia Group. Jakarta.

 

Penulis: Bidang Penelitian dan Pengembangan Gamatala

Komentar

Paling Populer

Gerbang Baru Bagi Gamatala

  Bandar Lampung- Pada hari minggu, 26 Maret 2023 telah dilaksanakan Serah Terima Jabatan dan Orientasi Pengurus Gamatala 2023, dengan tema “Optimalisasi Kinerja Kepengurusan Gamatala 2023 Yang Berintegritas Dengan Menjunjung Tinggi Semangat Kebersamaan Dan Rasa Tanggung Jawab”. Acara ini dibuka oleh bapak Dedy Prasetyo, SP., M.Si. selaku Pembina Gamatala dan dihadiri oleh Badan Pengawas Organisasi (BPO) Gamatala 2023 serta organisasi mahasiswa lingkup Fakultas Pertanian Universitas Lampung.   Serah Terima Jabatan ini merupakan kegiatan rutin setelah pergantian periode kepengurusan Gabungan Mahasiswa Ilmu Tanah Unila (Gamatala), yaitu penyerahan Gordon ketua umum demisioner kepada ketua umum yang baru serta pelantikan Kepengurusan Gamatala periode baru. Pada tahun ini Serah Terima Jabatan, ditujukan untuk pergantian periode Kepengurusan Gamatala 2022 ke periode Kepengurusan Gamatala 2023, dengan penyerahan Gordon oleh M.Frayoga Janata selaku Ketua Umum demisioner Gamatala 2022 ke

Bidang Kominfo Gabungan Mahasiswa Ilmu Tanah Unila (Gamatala) Melakukan Kegiatan Gebyar Mading Kampus.

(Pengurus Gamatala bidang 3 (komunikasi dan informasi "Kominfo") Dalam rangka pengembangan kreasi mahasiswa baru angkatan 2020, Gamatala melakukan kegiatan pembuatan mading (majalah dinding) kampus. Mading merupakan media komunikasi dan informasi yang masih menarik perhatian banyak orang untuk melihat dan membaca. Dengan kreasi yang unik dan indah untuk dipandang mata, selain itu juga mading dapat digunakan sebagai media pembelajaran mahasiswa dalam pengembangan kreativitas tulisan serta kemampuan dalam menuangkan ide, sehingga sasaran untuk acara Gebyar Mading ini merupakan mahasiswa baru Jurusan Ilmu Tanah Universitas Lampung. Mahasiswa baru sangat perlu dilatih dalam bidang kreasi untuk mengasah kemampuan dalam menentukan ide, kekreatifan, tangkas, dan mampu menyesuaikan diri baik dalam kerja sama kelompok. Untuk hal ini Bidang Kominfo Gamatala mengadakan Gebyar Mading Kampus Jurusan Ilmu Tanah Universitas Lampung yang merupakan salah satu program kerjanya dan

Tentang Gamatala (Gabungan Mahasiswa Ilmu Tanah Unila)

Gamatala Reborn Gamatala (Gabungan Mahasiswa Ilmu Tanah Universitas Lampung) merupakan sebuah organisasi atau himpunan mahasiswa Jurusan Ilmu Tanah Unila yang baru aktif kembali pada tanggal 27 Oktober 2017 setelah lama tidak aktif. Ketua umum pada awal kembalinya Gamatala adalah Ardi Yudha Sapriyansyah (Agroteknologi 2015) periode 2017/2018. Kemudian berlanjut lagi estafet kepengurusan pada tahun 2019 Gamatala diketuai oleh Agung Rahmad Setiadi (Ilmu Tanah 2016), kemudian pada tahun 2020 Gamatala diketuai oleh Asha Ananda Arza (Ilmu Tanah 2017) dan sekarang pada tahun 2021 Gamatala diketuai oleh Nugraha Putra Pratama Sinurat (Ilmu Tanah 2018) sampai periode akhir tahun 2021.  Makna Filosofis Lambang/Logo Gamatala (Lambang/Logo Gamatala) Lambang atau logo suatu organisasi dan lembaga harus memiliki makna filosofis. Dalam membuat logo juga tidak sembarangan, karena harus ada makna yang terkandung di dalam logo tersebut. Gamatala sendiri memiliki logo dan makna filosofisnya.