Pengaplikasian Biochar Sekam padi sebagai upaya rehabilitas lahan kering di Indonesia telah telah banyak di teliti dan dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwasannya biochar sekam padi memiliki potensi yang sangat baik sebagai pembenah tanah untuk rehabilitas lahan kering di Indonesia yang dilihat dari perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanahnya. Menurut Nurida, N.L (2014) Biochar sekam padi memiliki potensi yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas tanah yang terdegredasi dan mengurangi kemasaman tanah, meningkatkan ketersediaan hara, meningkatkan KTK tanah serta menciptakan habitat mikroorganisme di dalam tanah dibanding dengan biochar dari limbah pertanian lainnya seperti tempurung kelapa maupun dari kulit buah kakao.
a) Perbaikan
Sifat Fisik Tanah Lahan kering
Sifat fisik tanah mengacu pada karakteristik fisik atau mekanik dari suatu jenis tanah. Ini termasuk tekstur, struktur, porositas, kemampuan retensi air, dan permeabilitas tanah yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sifat fisik tanah mempengaruhi kemampuan tanah untuk menyimpan air, memengaruhi drainase, serta mempengaruhi kemampuan tanaman untuk mengakses air dan nutrisi. Umumnya Lahan kering di Indonesia memiliki sifat fisik yang buruk seperti kandungan air yang rendah, porositas yang rendah, Tingkat erosi yang tinggi serta permeabilitas yang rendah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dariah, A dan Nurlida, N. L (2012) pemberian biochar sekam padi sebanyak 2,5 ton/ha mampu meningkatkan persentase pori, meningkatkan kemampuan tanah memegang air (water holding capacity) serta mampu meningkatkan agregat tanah di lahan kering Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut diketahui Biochar sekam padi mampu meningkatan agregat, meningkatkan kemampuan tanah memegang air (water holding capacity) dan persentase ruang pori yang akan meningkatkan ketersediaan air dalam tanah dan meningkatkan penyimpanan air sehingga mampu memperbaiki kondisi tanah di lahan kering yang telah terdegrasi dengan perbaikan agregat dan peningkatan ruang pori tanah . Biochar sekam padi mampu menjadi pembenah tanah untuk upaya merehabilitasi kondisi fisik tanah di lahan kering Indonesia
b) Perbaikan
Sifat Kimia Tanah Lahan kering
Sifat kimia tanah mengacu pada karakteristik kimia yang dimiliki oleh suatu jenis tanah. Contohnya seperti keasaman (pH), KTK tanah, dan kandungan unsur hara serta senyawa kimia lainnya. Sifat kimia tanah mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman dan mikroorganisme tanah, serta memainkan peran penting dalam pertanian dan ekologi tanah. Umumnya Sifat kimia tanah lahan kering di Indonesia memiliki KTK dan pH yang rendah dikarenakan tanah di Indonesia umunya tanah ultisol yang memiliki ciri mengalami pencucian yang berat yang menghilangkan kation-kation esensial seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan kalium (K), yang menyebabkan rendahnya KTK tanah. Tanah ultisol juga dicirikan dengan kandungan asam tinggi, terutama Aluminium (Al) dan Besi (Fe). Tingginya kandungan Al dan Fe dapat menurunkan pH tanah (menjadikannya lebih asam) karena ion-ion ini dapat bereaksi dengan air dan menghasilkan asam. Hasil penelitian Nurlida, N.L (2012) menunjukan bahwa pemberian biochar 7,5 ton/ha mampu meningkatkan Kandungan C-organik dari 0,90% menjadi 1,02% hingga 1,07% sedangkan KTK tanah meningkat dari yang semula 4,98 Cmol(+)/kg menjadi 5,79-5,95 Cmol(+)/kg dan Ph meningkat dari 4,17 menjadi 4,22. Berdasarkan penelitian tersebut biochar sekam padi berpotensi dalam perbaikan sifat kimia untuk lahan kering yang di rehabilitasi karena tanah subur selalu berkaitan dengan kimia tanah di dalamnya ketika pH tanah meningkat akan berhubungan dengan berkurangnya konsentrasi ion Hidrogen di tanah sehingga kandungan Aluminium (Al) dan Besi (Fe) di dalam tanah akan ikut berkurang serta toksistas logam berat pada tanaman akan berkurang. Peningkatan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Karena biochar punya gugus karboksil hidroksil fenolik, dimana gugus tersebut dapat melepas ion Hidrogen sehingga menjadi bermuatan negatif, karna hal tersebut pertukaran kation tanah menjadi tinggi dan mengindikasikan kemampuan tanah untuk menahan dan melepaskan kation (ion positif) ke dalam larutan tanah menjadi lebih tinggi . Dengan meningkatkan KTK, tanah memiliki kapasitas yang lebih baik untuk menyimpan nutrien penting bagi tanaman seperti kalsium, magnesium, dan kalium. Ketika C-organik meningkat maka aktivitas mikroorganisme tanah akan meningkat karena C-organik merupakan sumber energi bagi mikroorganisme tanah, yang dimana sifat biologi tanah akan meningkat juga. Peningkatan C-organik, pH dan KTK tanah akan meningkatkan sifat kimia tanah yang baik dalam rehabilitas tanah lahan kering di Indonesia yang awalnya memiliki kesuburan yang rendah.
c) Perbaikan
Sifat Biologi Tanah Lahan kering
Ogawa, dkk (2006) menyatakan bahwa biochar berkontribusi terhadap cadangan karbon (+52,8%), artinya biochar mampu menyimpan karbon dalam waktu yang cukup lama dan dalam jumlah yang cukup besar. Carbon dalam bentuk bahan organic seperti humus adalah sumber energi bagi mikroorganisme tanah dalam melakukan metabolisme sehingga aktivitas mikroorganisme menjadi meningkat. Peningkatan aktivitas mikroorganisme ini akan mempercepat laju dekomposisi bahan organic di dalam tanah. Peningkatan mikroorganisme dan stabilitas karbon di dalam tanah akan berdampak ke perbaikan agregat tanah serta unsur hara di dalam tanah, karena mikroorganisme tanah seperti bakteri akan menghasilkan eksopolisakarida dari rizosfer tanaman yang dapat membantu dalam membentuk agregat tanah. Dan Ketika mikroorganisme seperti bakteri dan fungi mendekomposisi bahan organik akan terjadi proses mineralisasi yang dimana menguraikan bahan organic kompleks akan diubah menjadi bentuk yang slebih sederhana termasuk unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium menjadi lebih tersedia untuk tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Dariah.
A dan Nurida, N.L. 2012. Pemanfaatan Biochar Untuk Meningkatkan Produktivitas
Lahan Kering Beriklim Kering. Buana Sain. 12 (1): 33-38.
Mardalis.
1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Neneng
Laela Nurida. Potensi Pemanfaatan Biochar untuk Rehabilitasi Lahan Kering di
Indonesia 2014. Jurnal Sumberdaya Lahan Edisi Khusus, Desember 2014;
57-68.
Nurida,
N.L., A. Dariah dan A. Rachman. 2013. Peningkatan kualitas tanah dengan
pembenah tanah biochar limbah pertanian. Jurnal tanah dan Iklim 37(2); 69-78.
Nurida,
N.L., dkk. 2012. Potensi Pembenah Tanah Biochar Dalam Pemulihan Sifat Tanah
Terdegredaai Dan Peningkatan Hasil Jagung Pada Typic Kanhapludults Lampung. Buana
Sain. 12 (1): 69-74.
Ogawa,
M. 2006. Carbon sequestration by carbonization of biomass and forestation:
three case studies. p 133- 146.
Saputra,
S. Y. (2017). Permainan Tradisional vs Permainan Modern dalam Penanaman Nilai
Karakter di Sekolah Dasar. Elementary School Education Journal. 1 (1):
1–7.
Penulis: Bidang Penelitian dan Pengembangan Gamatala
Komentar
Posting Komentar